Metode Uji Kekerasan Rockwell dan Uji Kekerasan Brinell
Setiap logam yang digunakan
dalam proses industry memiliki jenis yang berbeda. Berdasarkan klasifikasinya, logam
terbagi menjadi 4 macam yaitu :
Logam berat (nikel, tembaga,
timah hitam, besi, timah putih, timah,khrom dan seng).
Logam ringan (magnesium, kalsium, aluminium,
titanium, kalium, natrium, dan barium).
Logam mulia (platina,
perak, dan emas).
Logantahan api (wolfram,
titanium, sirkonium, dan molibden).
Sedangkan jenis logam menurut bahan dasar yang membentuknya dipecah menjadi 2 kelompok, yakni :
Logam besi (ferrous) merupakan logam paduan yang berasal dari gabungan unsur karbon dengan besi. Berikut ini
beberapa jenis logam ferrous: besi
tuang, besi tempa, baja lunak, baja karbon sedang, baja karbon tinggi, serta
baja karbon tinggi dan campuran.
Logam selain besi (non
ferrous) merupakan jenis logam yang
tidak mengandung besi (Fe). Jenis-jenis logam ini antara lain yakni tembaga (Cu), alumunium (Al),
timbel (Pb), dan timah (Sn).
Proses pengujian logam yaitu menguji material yang memiliki unsur
logam dengan tujuan untuk mengetahui sifat dan karakteristiknya yang mencakup sifat mekanik, sifat fisik, format struktur, dan komposisi
unsur-unsur yang ada di
dalamnya. Proses pengujian logam dikelompokkan ke dalam tiga kumpulan metoda pengujian, yakni :
Destructive Test (DT), merupakan jenis pengujian yang dapat menimbulkan kehancuran logam yang di uji.
Non Destructive Test (NDT), merupakan jenis pengujian yang tidak dapat menimbulkan kehancuran logam atau benda yang di
uji sehingga benda uji bisa digunakan kembali.
Metallography, merupakan proses pengujian logam yang bertujuan untuk menganalisa komposisi
kimia dan unsur-unsur yang ada didalamnya,
serta bentuk struktur material tersebut.
Uji Kekerasan Rockwell
Uji kekerasan rockwell ini
dilakukan dengan cara memberikan gaya tekan menggunakan suatu indentor pada bagian permukaan yang rata dan bersih dari sebuah logam yang diuji kekerasannya.
Setelah gaya tekan dibalikkan ke
gaya minor maka yang dijadikan dasar perhitungan nilai kekerasan rockwell
bukanlah hasil pengukuran diameter ataupun diagonal bekas lekukan tetapi malah “dalamnya bekas lekukan yang
terjadi itu”.
Inilah kelainan metode pengujian rockwell jika dibandingkan dengan teknik pengujian kekerasan lainnya.
Pengujian rockwell yang lazimnya biasa digunakan ada ke jenis
yakni HRA, HRB,dan HRC. HR
tersebut sendiri adalahsuatu
singkatan dari kekerasan rockwell atau rockwell hardness number dan
kadang-kadang disingkat dengan huruf R
saja.
Pengujian kekerasan dengan cara rockwell ini ditata menurut standar DIN 50103.
Tingkat skala kekerasan menurut
keterangan dari metode rockwell
ialah menurut pada jenis indentor yang dipakai pada setiap skala.
Dalam cara rockwell ini ada dua macam indentor yang ukurannya
bervariasi, kedua jenis indentor itu
ialah :
Kerucut intan dengan besar
sudut 1200, dikenal pula dengan “Rockwell cone”.
Bola baja dengan sekian banyak ukuran, dikenal pula dengan “Rockwell”.
Untuk teknik pemakaian skala ini, lebih
dahulu ditentukan dan dipilih peraturan
angka kekerasan meksimum yang boleh dipakai oleh skala tertentu. Jika pada skala tetentu tidak terjangkau angka kekerasan yang
akurat, maka anda tentukan skala beda yang bisa menunjukan angka kekerasan yang jelas. Sebagaimana formula tertentu, maka skala mempunyai standar atau acuan.
Untuk menemukan nilai HRB mesti memakai sebuah indentor berupa
bola baja yang disepuh dengan ukuran Ø 1/16” dan ini dipakai untuk jenis logam yang tidak menemukan perlakuan pengerasan sebelummya (sepuh) dan untuk seluruh jenis non-ferrous dalam situasi padat. Sedangkan guna mendapatkan nilai HRc dipakai sebuah indentor kerucut
diamond yang mempunyai sudut
puncak 120 derajat yang ujungnya dibundarkan dengan jari-jari 0,2 mm dan digunakan untuk menilai kekerasan baja-baja yang sudah dikeraskan. Kerucut diamond juga sering disebut ”brale”.
Bahan-bahan atau perangkat yang digunakan untuk pengujian kekerasan
rockwell ialah sebagai inilah :
Mesin pengujuian kekerasan
rockwell]
Indentor (penetrator)
berupa bola baja yang disepuh dengan ukuran Ø 1/16” dan kerucut intan dengan
besar sudut 1200
Mesin gerinda
Amplas kasar dan halus
Benda uji (test speciment)
Alat Uji Kekerasan
Rockwell.
Alat yang dipergunakan
untuk melakukan uji kekerasan material logam yang menggunakan metode uji kekerasan rockwell yaitu Hardness Tester Rockwell .
Cara Pemakaian Hardness Tester Rockwell
Mesin uji kekerasan rockwell (rockwell hardness test) mesti
dipelajari dulu secara seksama. Mesin yang terdapat adalahmesin yang
dipakai untuk uji rockwell HRA, HRB, HRC, HRD, HRF, HRG selanjutnya
sebelum dibuka pengujian indetor mesti dipasang terlebih dahulu cocok dengan jenis pengujian yang dibutuhkan baik tersebut indetor bola baja maupun
kerucut diamond. Setelah indetor terpasang, letakan specimen yang bakal diuji kekerasannya ditempat
yang terdapat dan menyetel beban
yang akan dipakai untuk proses
penekanan. Nilai kekerasan dapat
disaksikan pada jarum yang terpasang pada perangkat ukur berupa dial indicator pointer.
Uji Kekerasan Brinell
Uji brinell dilaksanakan dengan penekanan suatu bola baja yang tercipta dari baja chrom yang sudah dikeraskan dengan diameter
tertentu, oleh gaya tekan secara statis kedalam permukaan logam yang diuji mesti rata dan bersih. Setelah gaya
tekan ditiadakan dan bola baja dikeluarkan dari bekas lekukan, maka diameter sangat atas dari lekukan tadi diukur
secara teliti guna kemudian digunakan untuk penentuan kekerasan
logam yang diuji dengan memakai rumus:
Dimana : P = Beban yang diserahkan (KP atau Kgf).
D = Diameter indentor yang
digunakan.
d = Diameter bekas lekukan.
Kekerasan ini dinamakan kekerasan brinell yang
biasa disingkat dengan HB atau BHN (Brinell Hardness Number). Bertambah keras
logam yang diuji meningkat tinggi
nilai HB. Bahan-bahan atau perangkat yang dipakai untuk uji kekerasan brinell ialah sebagai inilah :
Bola baja khusus untuk pengujian brinell
(brinell ball)
Mikroskop pengukur
Stop watch
Mesin gerinda
Ampelas kasar dan halus
Benda uji (test specimen)
Mesin Percobaan Kekerasan Brinell
Mesin uji kekerasan brinell
(Brinell Hardness Tester) mesti
dipelajari dulu dan bila perlu menulis hal-hal yang kiranya nanti
diperlukan untuk pembuatan
laporan, contohnya sebagai
berikut:
Merek, type, nomor seri,
tahun pembuatan, dan keterampilan mesin
secara keseluruhan.
Bagian-bagian utama dari
mesin.
Gambar sketsa mesin secara
keseluruhan.
Cara pemakaian Hardness Tester Brinell
Bila menggunakan bola baja
guna uji brinell, seringkali yang tercipta dari baja chrom yang sudah disepuh atau ada pun cementite carbide, bola brinell
ini jangan berdeformasi sama
sekali disaat proses penekanan kepermukaan logam uji. Standar dari bola brinell
yaitu memiliki Ø 10 mm atau
0,3937 in, dengan pembiasan maksimal
0,005 mm atau 0,0002 in. Di samping yang sudah distandarkan laksana diatas terdapat pun bola-bola brinell dengan diameter
lebih kecil (Ø 5 mm, Ø 2,5 mm, Ø 2 mm, Ø 1,25 mm, Ø 1 mm, Ø 0,65 mm) yang pun mempunyai toleransi-toleransi tersendiri. Misalnya guna diameter 1 s/d 3 mm ialah lebih tidak cukup 0,0035 mm, antara 3 s/d 6 ialah 0,004 mm dan antara 6 s/d 10 ialah 0,005 mm. Karena pemakaiannya
tergantung pada gaya tekan (P) dan jenis logam yang diuji, maka praktikan mesti bisa memilih diameter bola yang sangat sesuai.
Langkah-langkah yang mesti ditempuh dalam mengerjakan percobaan yaitu:
- Periksa dan persiapkan specimen sampai-sampai siap guna diuji.
- Periksa dan persiapkan mesin guna dipakai.
- Lakukan pengecekan pada pembebanan, diameterbola baja yang digunakan, dan perangkat pengukur waktu.
Bebaskan beban tekan dan
keluarkan bola dari lekukan kemudian pasang perangkat optis untuk menyaksikan bekas yang lantas diameter bekas tadi diukur
secara teliti dengan mikrometer pada mikroskop.
Pengukuran diameter ini untuk suatu lekuk dilaksanakan dua kali secara bersilang, tegak lurus dan baru dari
dua nilai diameter yang diperoleh
dipungut rata-ratanya untuk
lantas dimasukan kedalam formula
brinell untuk mendapat hasil kekerasan brinell (HB).
Lakukanlah proses pengujian sejumlah lima kali sehingga didapatkan nilai rata-rata dari uji
kekerasan brinell tersebut.
Yang butuh diperhatikan ialah jarak
dari titik pusat lekukan baik dari tepi specimen maupun dari tepi lekukan
lainnya mesti paling tidak cukup 2 dan 3/2 diameter
lekukan.
Jika Anda mencari tempat yang jual hardness tester dengan kualitas terbaik dan harga yang terjangkau silakan kunjungi : testingindonesia.com
Dilansir dari : https://fariedpradhana. wordpress.com/2012/04/22/uji-kekerasan-logam/
Komentar
Posting Komentar